Jikalau
"Jikalau telah datang, waktu yang dinanti
kupasti bahagiakan dirimu seorang,
kuharap dikau sabar menunggu."
lagunya Naif tapi entah kenapa lebih suka versinya The Adams.
Beberapa minggu terakhir lagu ini sering terputar di playlist Spotify.
Beberapa minggu yang lumayan sepi. Sangat sepi bahkan, tidak seperti minggu-minggu yang lalu. Semua hal terasa asing di negeri ini. Cuacanya, makanannya, orang-orangnya, bahkan ketiadaan jetspray di samping toilet mutlak menyimpulkan , god, this place is strange..
Saya menulis draft ini di tahun 2020. Tahun penuh ujian bagi semua orang.
Tahun dimana interaksi terbatas, bertatap muka dengan teman dan keluarga cuma lewat layar zoom, praktis tidak banyak yang bisa dibicarakan.
Terus apa hubungannya tulisan ini dengan lagu tadi?
Well, gak ada sama sekali.
Cuma dengan jauhnya posisi sekarang dari rumah, jadi lebih sering merenung.
Karena terlalu seringnya diputar, lagu ini seringkali menjadi soundtrack untuk spacing out di sela-sela menuntaskan beberapa tugas dari kelas.
Jarak ini, memberi pelajaran besar untuk diri sendiri untuk belajar.
Belajar menjalani dan menerima. Belajar sabar menunggu waktu untuk pulang.
Karna kalau waktu yang dinanti telah datang, dan kamu sabar menunggu.
Seperti kata lagunya, ku pasti akan bahagiakan dirimu.
- CL 3168
Terus apa hubungannya tulisan ini dengan lagu tadi?
Well, gak ada sama sekali.
Cuma dengan jauhnya posisi sekarang dari rumah, jadi lebih sering merenung.
Karena terlalu seringnya diputar, lagu ini seringkali menjadi soundtrack untuk spacing out di sela-sela menuntaskan beberapa tugas dari kelas.
Jarak ini, memberi pelajaran besar untuk diri sendiri untuk belajar.
Belajar menjalani dan menerima. Belajar sabar menunggu waktu untuk pulang.
Karna kalau waktu yang dinanti telah datang, dan kamu sabar menunggu.
Seperti kata lagunya, ku pasti akan bahagiakan dirimu.
- CL 3168

Comments
Post a Comment